Sunday 26 February 2012

Seumur hidupku tak pernah merasakan cinta kasih seorang ayah

Sebuah kisah nyata,
[Nara sumber tak mau disebut namanya]


Seumur hidupku tak pernah merasakan cinta kasih seorang ayah

     Aku tidak pernah tau bagaimana aku terlahir didunia ini, tapi yang pastinya aku tak pernah merasakan cinta kasih dari seorang ayah, hingga aku bertumbuh menjadi seorang gadis kecil.
disaat aku berumur 10 tahun aku mulai merasakan ada perbedaan perlakuan ayahku terhadap aku & ke-3 saudaraku yang lain (kakak, abang & adik).
aku tak tau mengapa ayahku sangat membenciku & sangat tak suka kepadaku, pada hal yang aku tau akupun juga anaknya dan bukan anak angkat atau anak tiri.

     Terkadang aku merasa iri sekali terhadap ke-3 saudaraku, mengapa aku tak dibuat seperti mereka? disayang, dimanja, & diperhatikan seperti layaknya seorang ayah yang mencintai anak2nya. 
Dulu ayahku bekerja diluar negeri dan pulang kerumah 1x setahun, tiap kali ayahku pulang kerumah ayah pasti membawa hasil nafkahnya dan memberikannya pada ibu, serta membawa atau membelikan hadiah kepada ke-3 saudaraku. sementara aku tak pernah memperoleh apa2, aku hanya melihat ke-3 saudaraku yang sangat bahagia ketika mereka dibelikan hadiah dan akupun ikut senang melihat mereka dan berharap ayahpun memberiku sebuah hadiah tapi ternyata aku tak mendapatkan apa2. 

     Setiap kali ayah pulang kerumah ibu pasti memasak masakan kesukaan ayah, dan ayahpun membuat sidangan favoritnya yaitu daging bakar. ketika ayah sudah selesai memasak menu favoritnya, ayah memanggil ke-3 saudaraku untuk menyantap menu yang telah dimasaknya! dan ibu masih belum selesai memasak menu yang lain. aku duduk ditepi pintu dapur menemani ibu yang sedang memasak dan aku menoleh kebelakang tepatnya diruang tamu, aku melihat ayah begitu baik & sayang pada ke-3 saudaraku, mereka sangat senang memakan hidangan yang ayah buat sementara aku hanya melihat saja dan ibu berkata padaku "pergilah.. bergabung dan makan bersama mereka" dan akupun menjawab ibu, ayah hanya memanggil mereka ber-3 saja, ayah tak memnaggilku, dengan hati yang polos aku mengatakan itu pada ibu.

Setelah aku duduk dibangku SMP aku menjadi gadis remaja, dan ayah mendapat kerja dalam negeri. ayah orang yang sangat rajin bangun pagi, setiap pukul 5.00 WIB ayah wajib membangunkan kami agar kami tidak menjadi anak perempuan yang malas. saat membangunkan kakak, ayah memnaggil namanya tapi saat membangunkan aku ayah tidak memanggil namaku, tapi.. ayah mengejutkan aku dengan kakinya! ayah memgoyangkan kepalaku dengan kakinya, aku terbangun dan melihat, Ooh.. ternyata ayah.
dan akupun segera bangun tapi dengan hati yang sangat terluka, aku bertanya pada hati kecilku mengapa ayah melakukan itu padaku? hatiku slalu tergores melihat perlakuan ayah padaku. suatu hari aku pernah berkelahi dengan kakak dikamar mandi karna aku tidak bersih mencuci baju dan ayahpun mendengar perkelahian kami, kakak menjambak rambutku dan ayahpun ikut membantukan kakak dalam memarahiku. ayah mengambil air 1 timba dan menyiramkan kemukaku hingga aku basah dan mengetukkan timba itu kekepalaku, hingga aku meneteskan air mata. aku tak pernah melawan setiap kali ayah memarahiku, aku hanya diam dan meneteskan air mata.
aku sangat takut pada ayah karna ayah sangat keras dalam mendidik aku seorang. kalau rumah tak bersih aku dimarahin sementara kakak, abang, & adikku tak pernah diomelin, hingga pernah adikku mau makan dan piringnya pecah karna jatuh aku juga yang disalahkan karna tak langsung cepat membereskan atau merapikan pecahan piring itu. duduk salah, diri salah semua slalu aku yang salah.

     Dan kemudian aku duduk dibangku SMK, aku menjadi gadis remaja yang mulai beranjak dewasa. aku sekolah masuk siang pukul 13.00 WIB dan pulang sekolah pukul 17.00 WIB karna aku pulang sekolah slalu jalan kaki jadi sampai dirumah kira2 pukul 18.00 s/d 18.30 paling lambat. biasanya.. setiap pulang sekolah aku harus nyapu rumah & angkat jemuran kain dulu baru pergi bantu ibu diwarung makan, suatu hari aku lupa mengangkat kain dan aku langsung pergi ke warung, dan ayah begitu marah sekali ketika pulang kerja melihat kain dijemuran belum diangkat samapi pukul 20.00 WIB, ayah memanggilku dan aku cepat2 mengambil kain dari jemuran dan membawa masuk kedalam rumah. sebelum aku masuk rumah pas didepan pintu ayah memarahiku hingga ayah ingin menendangku, kakinya hampir sampai kemukaku dan aku hanya terdiam saja melihat semua itu. sampai suatu malam aku pernah mendengar percakapan antara ibu dan ayah, aku mendengar ibu bertanya pada ayah, mengapa kamu sangat membenci dia sementara dia itu kan anakmu? dan darah dagingmu juga? dan ayahpun menjawab pertanyaan ibu, " asal saja dia hidup " jawaban yang singkat dan sangat mengores hatiku. ibu dan ayah slalu bertengkar karna aku, ibu slalu membelaku saat ayah memarahiku. aku kasihan pada ibu karna membelaku, ibu terkadang tak tegur sapa dengan ayah, aku merasa sedih.. mengapa aku pemicu pertengkaran antara ibu dan ayah. ketika kakakku sudah tamat sekolah dan dia bekerja, sekarang tugas memcuci pakaian setiap pagi adalah tugasku karna aku sekolah masuk siang. kemudian ayah kena PHK dari kerja dan ayahpun nganggur, tapi karna ibu punya usaha warung maka ayah bertekat membantu ibu melancarkan usaha tersebut. biasanya kalau ayah sudah siap membantu ibu masak diwarung, ayah akan pulang kerumah untuk mandi dan terkadang ayah beristirahat tidur sejenak dirumah, dengan jelas ayah melihat aku menjemur kain didepan rumah tapi ayah seolah2 tak melihat dan mengkunci rumah dari dalam. setelah aku selesai menjemur kain aku tak dapat membuka pintu karna ayah menguncinya dari dalam dan akupun berinisiatif mengetuk pintu rumah. karna aku selalu salah dihadapan ayah sehingga aku tak pernah berani memanggil dia ayah, aku berusaha masuk kedalam rumah dengan cara mebuka kaca jendela kamar abangku dan disaat ayah mendengar aku membuka kaca jendela ayah membuka pintu dan memarahiku, ayah berkata kepadaku "mengapa kau bongkar jendela itu? mau jadi maling ya..?" aku diam saja dan ayahpun mendorongku hingga aku hampir jatuh. karna aku mulai bosan dengan perlakuan ayah dan aku merasa udah dewasa sudah dapat mencari kerja walau hanya tamatan SMP, aku lari dari rumah selama 2 hari 2 malam. 
ibu sangat terkejut melihat aku tak pulang kerumah dan terjadilah.. pertengkaran yang dasyat antara ayah & ibu. sementara kakak slalu mencari dan bertanya pada semua teman2 sekolahku, sampai kakak bertemu dengan salah 1 sahabatku, kakakpun memberi pesan katakan padanya "bahwa ibu sedang sakit" dan dengan rasa simpati sahabatkupun membawa kakak kerumah salah 1 temanku yang menampungku, dan kami bertemu. kakak merayuku untuk pulang kerumah tapi.. dengan hati yang berat aku menolak ajakkan itu tapi karna alasan ibu sakit, aku menjadi sangat kwatir kepada ibu.
sehingga akupun ikut serta pulang kerumah. setelah sampai dirumah aku merasa takut.. takut dimarah ibu, tapi ternyata ibu tak marah padaku tapi malah bertanya kenapa kamu pergi dari rumah? itu bukan jalan terbaik, tinggal 1 tahun lagi kamu lulus dari SMK, kemana menyia-nyiakan masa depan mu demi hal yang tak penting. ibu slalu mengajarkan aku agar menjadi perempuan yang kuat & tegar.


     Setelah aku tamat sekolah dari SMK, aku langsung mencari kerja dan Puji Tuhan aku ditrima diperusahaan elektrinik dengan gaji yang menurut aku itu banyak. pada tahun 2009 ayah sakit keras dan ayahpun meninggalkan kami untuk slamanya. aku merasa menyesal tak dapat membahagiakan ayah ketika masa hidupnya, aku merasa anak yang tak berbakti pada orang tua. tapi.. ya.. itu lah hidup, sampai hari terakhir hidup ayahpun, aku tak pernah merasakan cinta kasih seorang ayah.